Dalam laporan tersebut para peneliti mengatakan bahwa formasi 'V' itu sangat optimal secara aerodinamis. Dengan formasi seperti ini dapat menguntungkan sekawanan burung dalam mengurangi tekanan udara yang dipecah oleh pemimpin burung yang pada umumnya selalu berada di lini terdepan. Disini pemimpin burung memang harus bertanggungjawab dan berkorban pada kelompoknya. Oleh karena itu selalu ada pergantian pemimpin secara teratur.
Pimpinan dari studi ini, Jim Usherwood membeberkan tantangan utama selama studi ini. Sebelum melakukan penelitian, peneliti sebelumnya harus mempersiapkan studi sekitar tiga tahun, yakni sejak burung ibis itu menetas di Kebun Binatang Wina, Maret 2011. Sejak itu peneliti memantau terus pertumbuhan burung ini hingga mereka migrasi ke daerah tertentu.
Berdasarkan hasil analisis, terungkap bahwa dari 24.000 kepakan sayap burung menunjukkan rata-rata burung menyesuaikan posisi mereka dengan tujuan untuk mengoptimalisasi putaran. Kemudian burung kembali menyesuaikan tahapan mereka saat hendak mengubah formasi 'V'.
Namun, sungguh disayangkan karena peneliti tidak mengurai berapa banyak energi yang bisa tersimpan dengan melakukan formasi tersebut. Peneliti hanya menjelaskan, formasi itu mampu memberikan keuntungan kecil selama perjalanan migrasi yang panjang. Pimpinan studi Usherwood juga menjelaskan bagaimana cara burung tersebut bisa terbang dengan formasi 'V' yang selalu tepat dan rapi. Menurutnya, burung-burung itu memiliki semacam aturan praktis atau semacam sensor agar mereka selalu menyesuaikan dengan formasi.
Nah, sekarang taukan mengapa burung selalu membentuk formasi 'V' saat mereka terbang, yang kalau kita lihat kadang kita terkagum-kagum dengan formasi yang dibentuk yang selalu tersusun rapi